Deteksi dini autisme sudah dapat dilakukan sebelum si kecil berusia 3 tahun, karena pada umumnya gejala autisme sudah mulai terlihat jelas di usia 2 hingga 5 tahun. Tapi pada beberapa kasus, gejala baru terlihat di usia sekolah.
Gejala-gejala autisme mencakup beberapa gangguan perkembangan pada anak, yaitu :
1. Gangguan komunikasi, verbal dan non verbal
- Terlambat bicara atau tidak dapat bicara.
- Mengeluarkan kata - kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
- Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
- Bicara tidak digunakan untuk komunikasi.
- Meniru atau membeo, ada yang pandai meniru nyanyian, nada atau kata-kata yang tak ia mengerti artinya.
- Kadang bicara monoton seperti robot.
- Mimik muka datar.
- Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat.
2. Gangguan interaksi sosial
- Menolak atau menghindar untuk bertatap muka.
- Mengalami ketulian.
- Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk.
- Tidak berusaha untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
- Bila didekati untuk bermain justru menjauh.
- Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain.
- Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun.
- Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orangtuanya.
3. Gangguan perilaku dan bermain
- Tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama selama berjam-jam.
- Bila sudah senang dengan satu mainan, tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh.
- Terpaku pada roda (memegang roda mobil-mobilan terus menerus untuk waktu lama) atau sesuatu yang berputar.
- Lekat dengan benda-benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana-mana.
- Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak.
- Sering melakukan perilaku ritualistik.
- Kadang terlihat hiperaktif, seperti tidak dapat diam, lari kesana sini, melompat-lompat, berputar-putar, memukul benda berulang-ulang.
- Atau sangat diam dan tenang.
4. Gangguan perasaan dan emosi
- Tidak punya atau kurang berempati, misalnya tidak punya rasa kasihan. Bila ada anak yang menangis, ia tidak kasihan tapi malah merasa terganggu. Ia bisa saja mendatangi si anak dan memukulnya.
- Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang nyata.
- Sering mengamuk tidak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan dekstruktif.
5. Gangguan persepsi sensoris
- Mencium, menggigit atau menjilat mainan atau benda apa saja.
- Bila mendengar suara keras langsung menutup mata.
- Tidak menyukai rabaan dan pelukan. bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan.
- Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu.
Minggu, 11 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar