Proshanky (1947) melihat bahwa psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan setting fisik. Lingkungan fisik tidak hanya berarti rangsangan-rangsangan fisik saja terhadap objek-objek fisik saja, tetapi lebih dari itu kompleksitas yang terdiri dari beberapa setting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktifitas.
Ruang lingkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas : rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spefisik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, apartemen, museum, sekolah, serta setting lainnya pada lingkup bervariasi.
Sosiologi memiliki kedekatan dengan psikologi lingkungan, perbedannya terletak pada unit analisisnya. Jika pada sosiologi unit analisnya adalah unit-unit pada masyarakat seperti penduduk kota, pemetintah, dan sebagainya, sedangkan psikologi lingkungan unit analisisnya adalah manusia dan kumpulan manusia sebagai individu. Jenis-jenis lingkungan dalam sosiologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono,1992) :
1. Lingkungan alamiah seperti padang pasir, pegunungan, dan lain-lain
2. Lingkungan buatan atau binaan seperti taman kota, jalan raya, jalan tol, gedung pencakar langit, dan sebagainya
3. Lingkungan sosial
4. Lingkungan yang dimodifikasi
Sementara itu, Veitch dan Arkkelin (1995) mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah suatu area dari pencarian yang bercabang dari cabang disiplin ilmu lain seperti biologi, kimia, fisika, psikologi, geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah, filsafat, beserta sub disiplin ilmu dan rekayasanya. Oleh karena itu, berdasarkan ruang lingkupnya, maka psikologi lingkungan ternyata selain membahas setting-setting yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya, juga melibatkan disiplin ilmu yang beragam.
Jumat, 25 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar